Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Maaf Ramadhan

Ramadhan, maafkan aku yang ketika engkau datang tidak ku sambut dengan pelukan ketakwaan. Ramadhan, maafkan aku yang selalu tidur di siang hari, dan hanya berpuasa di alam mimpi. Ramadhan, maafkan aku yang hanya ikut-ikutan makan sahur, ngabuburit, dan berbuka saja.  Ramadhan, maafkan aku yang setiap malam tak pernah ikut shalat tarawih karena sibuk dengan urusan isi kantong. Ramadhan, maafkan aku ketika malam Lailatul Qodar sibuk mengharapkan THR yang hanya jadi harapan. Ramadhan, maafkan aku yang selalu memikirkan Lebaran, sehingga menyia-nyiakan kehadiranmu. Ramadhan, sungguh aku menyesal, semoga tahun depan aku diberi kesempatan lagi untuk bertemu dan memuliakanmu. Aamiin Ya Alloh Ya Robbal 'Alamiin.

Ketika Bapak Pulang

Ketika Bapak pulang, Beliau tak minta diantarkan seperti biasanya, tak sempat memegang pundakku dalam perjalanan. Ketika Bapak pulang, Beberapa jam sebelumnya, beliau memintaku untuk menemaninya di malam itu. Tapi Bapak terlalu cepat pergi sebelum aku mengiyakannya. Ketika Bapak pulang, Aku hanya bisa terdiam, tak menangis, tak menjerit. Aku merasa ditinggalkan bersama kenangan dan harapan-harapannya. Ketika Bapak pulang, Semakin sakit hati ini pada kehidupan yang belum mampu aku genggam untuk ku tunjukkan kepadanya, agar beliau bangga. Hingga akhirnya terlambat sudah. Maafkan anakmu yang lemah ini, Pak.

Bapakku

Tak terasa sudah sebulan Bapakku pergi menghadap Allah SWT, yang tersisa tinggal kenangan dan kerinduan yang mendalam, rindu akan kebersamaan dan canda tawa. Rasanya dunia ini terasa semakin sulit, semakin tak berarti, aku merasa seperti berjalan seorang diri dalam kegelapan. Seumur hidupku, hanya Bapak yang selalu peduli pada kehidupanku, setiap hari menanyakan kabarku. Meski kadang aku acuh tak menghiraukannya, karena kesibukanku dan keegoisanku. Aku satu-satunya anak lelakinya, anak sulung pengganti tanggung jawabnya pada keluarga, pada adik-adikku. Aku merasa sangat tidak mampu menjadi seperti Bapakku, yang selama ini menjadi harapan dan andalan keluarga, karena aku memang belum bisa berbuat sesuatu yang membanggakan, bahkan untuk diri sendiri pun masih kekurangan, tapi bagaimana pun harus aku perjuangkan. Di bulan Ramadhan ini, bulan yang biasanya menyatukan keluarga, berkumpul berbuka bersama, ngabuburit sambil membeli takjil, kini lenyap, seakan kebersamaan keluarga telah berakh