HR Cell 2
Setahun sudah saya bekerja dan mengelola sebuah toko asesoris dan servis handphone di daerah Kaliwedi, Cengkong, Karawang. Saat ini toko sudah ditutup dan saya kembali menganggur di rumah.
11 Oktober 2023 pertama kali toko dibuka, segalanya tidak sesuai rencana, saya yang sejak awal tidak menyanggupi untuk jadi teknisi sekaligus pengelola akhirnya terpaksa harus maju juga, karena kawan saya yang rencananya akan diposisikan sebagai teknisi tidak menyetujui syarat dan ketentuan kerja dengan pemilik toko. Jujur, saya sangat kecewa karena harus maju sendirian, saya tidak berminat jadi teknisi walaupun saya memiliki pengalaman bekerja di toko servis handphone selama beberapa tahun meski hanya sebagai teknisi software yang bekerja dengan komputer saja.
Berjalan beberapa minggu toko masih sepi, hanya beberapa orang saja yang mampir membeli asesoris handphone seperti kabel charger atau softcase. Waktu itu saya kerja berdua bersama si Reno sebagai pengelola penjualan asesoris, saya tidak ikut campur dalam urusan itu, saya hanya fokus servis handphone dan membantu melayani pengunjung toko.
Sebulan berjalan barulah mulai banyak pengunjung toko, terutama yang membeli pulsa atau topup ewallet, servis handphone pun mulai banyak yang masuk, seperti ganti tombol dan ganti LCD. Tapi sayangnya si Reno tidak bisa mengelola keuangan asesoris, pulsa, dan ewallet, pemilik toko mengeluh karena banyak ruginya. Akhirnya si Reno diberhentikan.
Pada bulan Desember saya coba cari orang yang mau bekerja menggantikan si Reno mengelola penjualan asesoris dan ewallet, dapatlah si Aji yang masih family saya. Sejak itu pekerjaan servis handphone mulai ramai, saya fokus dengan pekerjaan saya sebagai teknisi, belanja sparepart saya yang pergi sendirian menggunakan motor si Aji, sementara si Aji standby jaga toko, cukup melelahkan tapi hasilnya sangat menggembirakan. Garapan ganti LCD sehari bisa lima unit lebih, saya bisa dapat keuntungan 500 ribu sehari hasil bagi dua dengan pemilik toko. Tapi pengeluaran operasional berdua setiap hari pun lumayan besar, karena biaya makan, jajan, rokok, dll, saya yang tanggung.
Waktu itu saya merasa sehari-hari saya dihabiskan untuk bekerja, dari bangun tidur sampai larut malam, kadang malamnya saya pergi ke HR Cell 1 untuk membantu garapan software sampai pagi. Tidak kepikiran ingin pulang ke rumah, karena disini saya sibuk bekerja menjalankan tanggungjawab dan kepercayaan.
Ujian dan cobaan pun datang, tiba-tiba adik saya terjebak pinjaman online ilegal dan saya pun mencoba membantunya dengan aplikasi pinjol resmi milik saya yang biasa digunakan dalam kondisi mendesak. Jutaan rupiah saya ambil pinjaman online resmi, bahkan saya meminta bantuan teman saya juga. Sejak itu kondisi finansial saya mulai kacau.
Maret sebelum bulan puasa, kejadian tak terduga datang kembali, uang modal dan hasil penjualan asesoris dan ewallet raib, habis semua digunakan si Aji, entah untuk bayar utang atau main slot. Saya kecewa dan marah, langsung menyuruhnya pulang untuk menceritakan kejadian ini pada orangtuanya. Terpaksa saya menutupi semua uang yang dipakainya.
Setelah kejadian itu, si Aji berhenti bekerja dan tak kembali lagi ke toko, lalu digantikan si Rido.
Pekerjaan servis pun mulai berkurang, tapi pendapatan masih tetap ada meski tak sebanyak waktu saya bersama si Aji.
Menjelang lebaran saya tidak punya cukup uang, kesalnya lagi saya tidak diberi THR oleh pemilik toko, akhirnya saya ambil pinjaman online untuk biaya lebaran.
Seminggu setelah lebaran, toko kembali buka, kondisi masih sepi, untuk biaya sehari-hari saja saya harus kembali mengambil pinjaman online. Si Rido tidak sesuai ekspektasi, tidak bisa diandalkan menjaga toko, sering telat bangun dan buka toko kesiangan. Soal kerajinan juga sangat menyebalkan, males bersih-bersih dan ga bisa masak ga bisa ngapa-ngapain. Saya harus bilang ini, karena kenyataannya begitu, bukan saya jelekin si Rido atau membandingkannya dengan si Aji.
Pendapatan mulai berkurang terus, garapan servis mulai jarang masuk, terpaksa saya minta si Rido diganti.
Akhirnya pemilik toko dapat orang untuk mengganti si Rido, dan si Rido ditarik lagi ke HR Cell 1, orang baru itu namanya si Agus. Beberapa hari si Agus kerja di HR Cell 2, kok saya agak kurang nyaman ya, dia berani bongkar hp tanpa seizin saya, berani buka laci saya, dan banyak hal yang mencurigakan, apalagi sering datang orang yang ngakunya dari bank nanyain si Agus, ya mungkin dia juga terlibat utang.
Pada akhirnya saya stop si Agus, suruh dia balik lagi ke HR Cell 1, lalu setelah beberapa hari disana si Agus ketahuan mencuri handphone milik keponakannya pemilik toko, kasus deh.
Setelah kejadian itu, saya mulai sendirian di toko HR Cell 2, untung ada si Feris yang sering nginep disini. Si Feris itu teman sekolah saya dulu, kebetulan dia juga belum menikah dan ga betah tinggal di rumah orangtua.
Tiap hari si Feris tinggal di toko, kalau ga ada kerjaan proyek dia seharian main slot di toko, sering Maxwin dan saya sering ditraktir makan atau dikasih saldo buat depo, saya jadi ikut terbiasa main slot dan kondisi keuangan pun makin kacau balau disaat garapan servis makin sepi. Ditemani si Feris di toko ada baiknya, saya jadi ada teman ngobrol, ada motor buat kesana kemari, ada yang jagain toko jika saya belanja sparepart. Jeleknya cuma energi slot itu, haha.
Agustus hingga Juli, saya sering banget diajak jalan-jalan ke Jawa sama kang Dirga, beberapa hari toko tutup terus karena saya belum pulang dari Jawa. Awalnya ke Dieng dan Telomoyo di Jawa Tengah, beberapa hari kemudian pergi ke Pelabuhanratu, pernah juga ke Ciwidey lalu ke Cidaun Cianjur, dan terakhir ke Bromo Jawa Timur.
Jalan-jalan terus sampai toko diterlantarkan, sering tutup. Parahnya lagi, uang asesoris habis dipakai biaya jalan-jalan.
Sudahlah sampai disitu toko jarang buka, saya sendirian lagi di toko, jika ada servisan masuk dan saya harus belanja sparepart, maka toko harus ditutup dulu. Saya mulai kewalahan ga ada teman, jenuh juga sendirian terus, dan saya tidak punya lagi semangat bekerja karena kondisi keuangan tidak terkontrol, hancur berantakan, ditambah sikap acuh pemilik toko, tak mau support, membuat saya memutuskan untuk meninggalkan toko. Meski dia telah menyiapkan orang untuk menemani saya di toko lagi, tapi sudah terlalu berat beban saya jika tidak ada dukungan dari pemilik toko yang selalu sibuk.
Begitulah pengalaman dan perjuangan saya dalam mengelola HR Cell 2, hanya sanggup berjalan satu tahun. Mohon maaf jika banyak kesalahan yang saya lakukan, tapi mohon hargai juga perjuangan saya. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar